Langsung ke konten utama

Romantika Logika: Gani…Please Dech…!

Judul :
Romantika Logika: Gani…Please Dech…!

Cerita Sekilas:

Gani merupakan sosok mahasiswa semester 5 pada sebuah perguruan tinggi bernama UGP di Kota Semarang. Dia adalah mahasiswa yang berasal dari Sumedang yang menjadi seorang aktifis dengan jabatannya sebagai Ketua HMCM (Himpunan Mahasiswa Calon Manajer). Gani berkawan dengan Doni dan Windi yang sama-sama kuliah di UGP dengan jurusan yang sama yaitu, Jurusan Calon Manajer.
Sosok Gani adalah cerdas, cukup berwibawa, minimal di kalangan anak-anak HMCM, suka jaga citra (jaim), sedikit tertutup untuk masalah perempuan dan cukup puitis
.
Pada suatu rangkaian acara OSPEK, Dita (seorang mahasiswi baru) menaruh hati pada sosok Gani. Perasaan ini semakin besar dirasakan Dita ketika dia dipilih menjadi salahseorang pengurus HMCM dan berlanjut lagi ketika dia dipilih oleh Gani untuk masuk dalam team sebuah lomba karya tulis yang di adakan di sebuah perguruan tinggi tersohor di kota Bandung.
Pergulatan perasaan yang Dita rasakan ternyata juga dirasakan oleh Gani. Prinsip Gani yang selalu menolak perempuan yang menginginkannya menjadi pacar, akhirnya dia langgar sendiri. Gani pun menyimpan perasaan yang sama, suka dan sungguh ingin menyayanginya dengan menjadi pacarnya.
Dita merupakan mahasiswa baru semester 1 asli Kota Semarang yang mempunyai pandangan bahwa budaya timur masih harus dilestarikan, minimal bahwa perempuan sebaiknya tidak boleh menyatakan cinta duluan kepada pria. Dan pandangan hidup demikian dia pegang teguh hingga dia harus menahan berbagai gejolak perasaan yang mengganggunya, tentang perasaan yang sungguh sensitive. Terlepas dari background-nya yang anak seorang manajer bank, Dita merupakan sosok yang cukup elegan, cerdas, mudah beradapatasi dan cukup santun.
Akhirnya disuatu malam di Kota Bandung selepas acara lomba berakhir, Gani melakukan "proklamasi" atas perasaannya kepada Dita. Tentu Dita menerimanya dengan tulus dan penuh rasa bahagia.
Cerita ini mencoba memberikan perspektif lain dari gaya hidup seorang mahasiswa jaim tapi cukup romantis dan cerdas dalam hubungannya dengan semua kawannya serta bagaimana cara menghadapi perasaan yang tengah dirasakannya. Bagaimana cara mengendalikan perasaan dan menyampaikannya secara tepat dan benar. Terlebih dalam cerita ini sedikit mengungkapkan pandangan mengenai budaya timur dan pernik kehidupan mahasiswa di Kota Semarang. Cerita ini juga mencoba mengangkat sekelumit cerita persahabatan, humor minimalis, demokrasi, logika, ego, asmara dan sedikit tata nilai yang dimiliki ala mahasiswa. Menghormati yang lebih tua, menghargai yang lebih muda seperti yang ditunjukan Gani dan Dita dalam berbagai perbincangannya. Cerita persahabatan antara Gani, Doni dan Windi menggambarkan bahwa kampus merupakan salahsatu pusat interaksi berbagai budaya dan tradisi. Windi digambarkan sebagai sosok perempuan asal Jakarta yang cuek, mandiri tapi juga banyak tahu tentang berbagai hal. Doni, mahasiswa asal Cepu (Jawa Tengah) yang berlatar keluarga Tentara yang masih bercita-cita jadi tentara, memiliki sifat yang lebih terbuka dan setiakawan juga cukup tegas. Sedangkan Gani adalah mahasiswa asal Sumedang (Jawa Barat) dengan karakter sedikit tertutup, sederhana dan juga cukup pandai.
Dengan empat tokoh ini mencoba menggambarkan tiga sifat yang cukup paradoks, tapi Gani, Dita, Windi dan Doni adalah tetap orang Indonesia dengan wadah kecil bernama UGP.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KONSEP MASAGI

"Masagi" Ku Mang Jamal Alam dunya nu éndah ieu dicipta ku Pangeran. Kusabab diciptana ku Pangéran, tangtu rupa atawa wanguna hadé jeung sampurna. Kasampurnaan alam ieu sok dipaké pikeun siloka kaasup dina babasan jeung paribasa. Karancagéan kolot baheula enggoning ngarumuskeun jurus pikeun nyanghareupan hirup jeung kahirupan, salah sahijina dina wangun babasan jeung paribasa, sawaréh dijieun ku cara siloka nu nginjeum ti kaayaan alam éta. Model atawa rupa suhunan imah vernakular di Tatar Sunda make conto alam, boh manuk boh mangrupa sato. Diantarana ranggon –ti manuk ranggon; julang ngapak, badak heuay, tagog atawa jogo anjing, jeung galudra ngupuk. Cara niru ka alam oge aya dina ngagambarkeun kageulisan hiji wanoja, ditataan maké rupa nu aya di alam bari ditambahan sangkan jentre: angkeut endog sapotong, ramo pucuk eurihan, lambéy jeruk sapasi, halis ngejelér paéh, cangkéng lenggik nanding papanting, taar teja mentrangan, damis kuwung-kuwungan, bitis héjo carula
KUJANG MENURUTBERITA PANTUN BOGOR[1] Oleh: Anis Djatisunda Purwaka Berbicara tentang kujang, identik dengan berbicara Sunda Pajajaran masa silam. Sebab, alat ini berupa salah sastu aspek identitas eksistensi budaya Sunda kala itu. Namun, dari telusuran kisah keberadaannya tadi, sampai sekarang belum ditemukan sumber sejarah yang mampu memberitakan secara jelas dan rinci. Malah bisa dikatakan tidak adanya sumber berita sejarah yang akurat.Satu-satunya sumber berita yang dapat dijadikan pegangan (sementara) yaitu lakon-lakon pantun. Sebab dalam lakon-lakon pantun itulah kujang banyak disebut-sebut. Di antara kisah-kisah pantun yang terhitung masih lengkap memberitakan kujang, yaitu pantun (khas) Bogor sumber Gunung Kendeng sebaran Aki Uyut Baju Rambeng. Pantun Bogor ini sampai akhir abad ke-19 hanya dikenal oleh warga masyarakat Bogor marginal (pinggiran), yaitu masyarakat pedesaan. Mulai dikenalnya oleh kalangan intelektual, setelahnya tahun 1906 C.M. Pleyte (seorang Belanda yang be

Kapan tepatnya Belanda mulai menjajah Indonesia?

Melalui sejumlah fakta dan analisis sejarah, Nina Herlina L. sejarawan dari Universitas Padjajaran Bandung menjelaskan ketidakbenaran sejarah tentang penjajahan Belanda di Indonesia. Ucapan Bung Karno “Indonesia dijajah selama 350 tahun” menurutnya hanya dimaksudkan untuk membangkitkan semangat patriotisme di masa perang kemerdekaan. Lalu kapan tepatnya Belanda mulai menjajah? Oleh Nina Herlina L**. “WIJ sluiten nu.Vaarwel, tot betere tijden. Leve de Koningin!” (Kami akhiri sekarang. Selamat berpisah sampai waktu yang lebih baik. Hidup Sang Ratu!). Demikian NIROM (Nederlandsch Indische Radio Omroep Maatschappij/Maskapai Radio Siaran Hindia Belanda) mengakhiri siarannya pada tanggal 8 Maret 1942. Enam puluh enam tahun yang lalu, tepatnya 8 Maret 1942, penjajahan Belanda di Indonesia berakhir sudah. Rupanya “waktu yang lebih baik” dalam siaran terakhir NIROM itu tidak pernah ada karena sejak 8 Maret 1942 Indonesia diduduki Pemerintahan Militer Jepang hingga tahun 1945. Indonesia menjadi