Langsung ke konten utama

EKOLOGI UNTUK ECOTOURISM


EKOLOGI UNTUK ECOTOURISM
oleh : jangdede@gmail.com

Dlihat dari perspektif fungsinya, hutan memiliki banyak fungsi. Diantara yang sering didiskusikan adalah fungsinya sebagai paru-paru dunia. Istilah ini muncul melalui berbagai pandangan yang intinya menyebutkan bahwa eksistensi hutan sangat signifikan dalam kaitannya dengan keberlangsungan hidup mahluk hidup dibumi ini. Mungkin istilah ini dapat mewakili mengenai begitu pentingnya hutan sehingga ipilihlah kata paru-paru. Istilah ini juga dapat memiliki makna bahwa hutan adalah alat respirasi dari bumi ini yang merupakan sebuah sistem organ yang memayungi kehidupan manusia. Sehingga demikian, kelestarian fungsi hutan ini harus tetap dijaga baik yang dilakukan oleh individu secara swadaya maupun yang dilakukan oleh pemerintah secara kolektif terpadu dengan memiliki payung hukum yang jelas dan bersifat memaksa.
Banyak ragam cara yang bisa dilakukan dalam upaya pelestarian hutan ini, diantaranya memfungsikan hutan sebagai sarana wisata maupun sekolah alam. Pertama memfungsikan hutan sebagai sarana wisata. Kaitan antara objek wisata dan kelestarian alam tentu saja memiliki beberapa kelebihan dan kekurangannya. Kondisi demikian karena sifat dari wisata tersebut merupakan motif ekonomi yang memiliki tujuan utama mencari keuntungan. Sifat demikian akan dihadapkan dengan sifat pelestarian dan menjaga tanpa mempedulikan sisi ekonomi. Sehingga jika hutan difungsikan sebagai sarana/objek wisata maka akan menuai ancaman atas kerusakan hutan itu sendiri karena ada perbedaan kepentingan dan sasaran yang harus dicapai. Kedua, memfungsikan hutan sebagai sekolah alam (laboratorium). Jika hutan akan difungsikan demikian, maka risiko kerusakan hutan akan lebih minimal jika dibanding dengan pengembangan hutan sebagai objek wisata (ecotourism). Pandangan demikian didasrkan pada kenyataan bahwa tujuan sekolah alam (laboratorium) ini adalah menganalisis dan meneliti berbagai aspek hutan secara komprehensip sehingga diharapakan akan ditemukannya sumber-sumber potensial (baik secara ekonomi maupun sains) yang mampu dimanfaatkan tanpa harus merusak hutan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KONSEP MASAGI

"Masagi" Ku Mang Jamal Alam dunya nu éndah ieu dicipta ku Pangeran. Kusabab diciptana ku Pangéran, tangtu rupa atawa wanguna hadé jeung sampurna. Kasampurnaan alam ieu sok dipaké pikeun siloka kaasup dina babasan jeung paribasa. Karancagéan kolot baheula enggoning ngarumuskeun jurus pikeun nyanghareupan hirup jeung kahirupan, salah sahijina dina wangun babasan jeung paribasa, sawaréh dijieun ku cara siloka nu nginjeum ti kaayaan alam éta. Model atawa rupa suhunan imah vernakular di Tatar Sunda make conto alam, boh manuk boh mangrupa sato. Diantarana ranggon –ti manuk ranggon; julang ngapak, badak heuay, tagog atawa jogo anjing, jeung galudra ngupuk. Cara niru ka alam oge aya dina ngagambarkeun kageulisan hiji wanoja, ditataan maké rupa nu aya di alam bari ditambahan sangkan jentre: angkeut endog sapotong, ramo pucuk eurihan, lambéy jeruk sapasi, halis ngejelér paéh, cangkéng lenggik nanding papanting, taar teja mentrangan, damis kuwung-kuwungan, bitis héjo carula
KUJANG MENURUTBERITA PANTUN BOGOR[1] Oleh: Anis Djatisunda Purwaka Berbicara tentang kujang, identik dengan berbicara Sunda Pajajaran masa silam. Sebab, alat ini berupa salah sastu aspek identitas eksistensi budaya Sunda kala itu. Namun, dari telusuran kisah keberadaannya tadi, sampai sekarang belum ditemukan sumber sejarah yang mampu memberitakan secara jelas dan rinci. Malah bisa dikatakan tidak adanya sumber berita sejarah yang akurat.Satu-satunya sumber berita yang dapat dijadikan pegangan (sementara) yaitu lakon-lakon pantun. Sebab dalam lakon-lakon pantun itulah kujang banyak disebut-sebut. Di antara kisah-kisah pantun yang terhitung masih lengkap memberitakan kujang, yaitu pantun (khas) Bogor sumber Gunung Kendeng sebaran Aki Uyut Baju Rambeng. Pantun Bogor ini sampai akhir abad ke-19 hanya dikenal oleh warga masyarakat Bogor marginal (pinggiran), yaitu masyarakat pedesaan. Mulai dikenalnya oleh kalangan intelektual, setelahnya tahun 1906 C.M. Pleyte (seorang Belanda yang be

Kapan tepatnya Belanda mulai menjajah Indonesia?

Melalui sejumlah fakta dan analisis sejarah, Nina Herlina L. sejarawan dari Universitas Padjajaran Bandung menjelaskan ketidakbenaran sejarah tentang penjajahan Belanda di Indonesia. Ucapan Bung Karno “Indonesia dijajah selama 350 tahun” menurutnya hanya dimaksudkan untuk membangkitkan semangat patriotisme di masa perang kemerdekaan. Lalu kapan tepatnya Belanda mulai menjajah? Oleh Nina Herlina L**. “WIJ sluiten nu.Vaarwel, tot betere tijden. Leve de Koningin!” (Kami akhiri sekarang. Selamat berpisah sampai waktu yang lebih baik. Hidup Sang Ratu!). Demikian NIROM (Nederlandsch Indische Radio Omroep Maatschappij/Maskapai Radio Siaran Hindia Belanda) mengakhiri siarannya pada tanggal 8 Maret 1942. Enam puluh enam tahun yang lalu, tepatnya 8 Maret 1942, penjajahan Belanda di Indonesia berakhir sudah. Rupanya “waktu yang lebih baik” dalam siaran terakhir NIROM itu tidak pernah ada karena sejak 8 Maret 1942 Indonesia diduduki Pemerintahan Militer Jepang hingga tahun 1945. Indonesia menjadi