Langsung ke konten utama

Postingan

Retorika Fatamorgana

Runtutan perdebatan seakan telah menjadi makanan hari-hari ketika kita menonton televisi dan membaca surat kabar. Semua hal yang menjadi buah bibir selalu saja diperdebatkan, entah itu real maupun imajiner. Lihat saja media pemberitaan yang sering kita saksikan tidak terlepas dari tema perdebatan yang membuat kepala jadi pening dan hati lebih meracau. Dari mulai perdebatan masalah negara yang memiliki sub tema politik, hukum, demokrasi dan sejenisnya sampai pada masalah yang lingkupnya sangat frivat. Aib keluarga seakan menjadi sebuah bahan diskusi yang sangat laku, bahkan rentetan iklan pun seakan berderet panjang dan menyita waktu juga melelahkan bagi yang menyaksikannya, seperti kita. Tengok saja salahsatu kasus yang tengah menelikung keadilan dan kebenaran diranah hukum. Kasus mafia hukum yang melebar menjadi mafia perpajakan. Dan sepertinya kita harus rela untuk mendengarnya, meski kebenarannya masih samar samar. Seakan kita dipaksa untuk mendorong opini kita menjadi apa yang mere
Postingan terbaru

SEBENARNYA TERPAKSA

SAMBUTAN WAKIL WISUDAWAN PADA ACARA WISUDA XXVIII UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO 14 APRIL 2007 Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh Selamat pagi, salam sejahtera untuk kita semua Yang terhormat : Koordinator KOPERTIS Wilayah VI Jateng, Bapak Prof. Drs. Mustafid, M.Eng, Ph.D Ketua Yayasan Dian Nuswantoro, Ibu Rustanti Noersasongko, SE Rektor Universitas Dian Nuswantoro, Bapak Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom Beserta seluruh Sivitas Akademika Universitas Dian Nuswantoro Para orang tua dan tamu undangan Serta kawan-kawan wisudawan dan wisudawati yang berbahagia Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang Maha Bijaksana dan Maha Pemberi Ilmu, bahwa pada pagi ini kita diberi karunia kesehatan dan kekuatan sehingga masih mampu untuk berkumpul di Kampus UDINUS ini untuk melaksanakan dan mengikuti satu agenda yang sangat penting bagi keluarga besar UDINUS dan mahasiswa pada khususnya yaitu wisuda lulusan Universitas Dian Nuswantoro yang ke XXVIII jenjang Strata 2 Magister Kompute

Semua akan Menjadi Apa Jadinya

Lamunan yang tak pernah usang dan tak kan lekang oleh masa. Semua ada yang tak akan berubah, dari sisi pengandaian yang tak tampak oleh telanjangnya mata. Semua akan menjadi bagian yang terindah yang akan dijadikan sebagai sebuah momentum untuk "kembali" menuai buah yang sedari dulu kita kunyah. Semua akan menjadi apa jadinya, bukan apa adanya. Karena sebuah lamunan yang sedemikian indahnya tak akan terhapus sia-sia. Kesempurnaan bentuk khayalan yang pernah dan selalu menjadi goal in my life. Ya semuanya akan menjadi apa jadinya. Ya...itulah sebuah imajinasi yang menggariskan sebuah kehidupan yang sangat imajiner. Semua akan terasa sangat berat dan mengharukan ketika khayalan itu hilang dan puna. Ketika keharuan tersudahi kebahagiaan, yang semuanya menjadi happy ending. Lagu-lagu lawas tersu menasbihkan semua kebahagian, tentang kehidupan yang sementara, tentang hubungan yang terus akan terjalin. Yah....semuanya akan seperti apa jadinya.

Kelas Berhantu

"Ah..yang bener? "seru Windi mengagetkan lamunan Gani. "Emang gw tadi ngomong apaan?" Gani kaget dan mencoba menelisik kenapa si Windi tiba-tiba ngomong gitu. "Tadi loe bilang kalo loe lagi tijalikeuh cinta" Sahut Windi yang rada-rada katro melapalkan kalimat Sunda-nya. "Emang gw tadi ngomong gitu ya?" timpal Gani yang setengah gak percaya bahwa dalam lamunannya sempat terucap kata itu. "Iya loe tadi bilang gitu, loe tijalikeuh cinta, sama siapa?" tanya Windi lagi. "Sama suster ngesot kali ya...." Jawab Gani sekenanya. "Dasar loe emang sinting" Kata Windi sambil bangun dari duduknya dan meninggalkan Gani sendirian di Ruang Kelas. "Apa iya gw sinting????" Gerutu Gani sambil berdiri dan mengikuti Windi keluar dari ruang kelas yang sudah tak berpenghuni.